Ahlan wa Sahlan

*** Ya Akhi ya Ukhti... ****

Temukan Esensi Hidupmu !!!

Rabu, 11 Agustus 2010

Hakekat Idul Fitri

Selamat Idul Fitri 1431 H.
Taqobbalallahuminna wamingkum Taqobbal Yaa Karim
Minal ‘Aidzin Wal Faizin. Mohon Maaf Lahir & Bathin.

IDUL Fitri memiliki arti kembali kepada kesucian, atau kelahiran seorang manusia, dalam kaca Islam, bisa diartikan tidak dibebani dosa apapun. Seperti halnya kelahiran seorang anak, dalam pandangan Islam, diibaratkan secarik kertas putih.
Kelak, orang tuanyalah yang akan mengarahkan kertas putih itu membentuk dirinya.


Dan dalam kenyataannya, perjalanan hidup manusia senantiasa tidak bisa luput dari dosa. Karena itu, perlu upaya mengembalikan kembali pada kondisi sebagaimana asalnya. Itulah makna Idul Fitri.

Dosa yang paling sering dilakukan manusia adalah kesalahan terhadap sesamanya. Seorang manusia dapat memiliki rasa permusuhan, pertikaian, dan saling menyakiti. Idul Fitri merupakan momen penting untuk saling memaafkan, baik secara individu maupun kelompok.

Budaya saling memaafkan ini lebih populer disebut halal-bihalal. Fenomena ini adalah fenomena yang terjadi di Tanah Air, dan telah menjadi tradisi di negara-negara rumpun Melayu. Ini adalah refleksi ajaran Islam yang menekankan sikap persaudaraan, persatuan, dan saling memberi kasih sayang. Dalam pengertian yang lebih luas, halal-bihalal adalah acara maaf-memaafkan pada hari Lebaran. Keberadaan Lebaran adalah suatu pesta kemenangan umat Islam yang selama bulan Ramadhan telah berhasil melawan berbagai nafsu hewani. Dalam konteks sempit, pesta kemenangan Lebaran ini diperuntukkan bagi umat Islam yang telah berpuasa, dan mereka yang dengan dilandasi iman.
Lalu bagaimana dalam merayakan lebaran? Rayakanlah lebaran dengan sederhana. Karena hura-hura dan menuruti emosi tidak akan membawa berkah apa-apa kecuali gaya hidup yang mubazir. Pasalnya pada hari-hari ke depan tantangan hidup masih terus bertambah.

"Minal Aidin wal fa Idzin. Mohon maaf lahir bathin. Idul Fitri adalah kebahagiaan, kemenangan, yang patut disyukuri. Bersyukur tidak perlu berlebihan. Merayakan kemenangan harus secara wajar,". Idul fitri adalah kemenangan bagi orang-orang yang sudah melawan hawa nafsu. Jadi, yang menang memang orang-orang yang beriman. Dimana kebahagiaan itu terpancar dari jiwa, bukan dari baju baru.

Hakikat Idul Fitri adalah kembali kepada fitrah, suci dari dosa. Kembali kepada asal kejadian, beriman kepada Allah SWT. Kembali kepada agama yang benar, keserasian antara manusia, lingkungan dan alam yang merupakan ciptaan Sang Khaliq. Ini terkandung dalam ucapan minal aidin wal faidzin.

Hal ini dapat kita lihat dalam hadis Rasul yang artinya,“Bahwa hari raya ‘idul fitri bukanlah untuk mereka yang berpakaian serba dan mewah tapi idul fitri itu bagi mereka yang ketaatan dan kepatuhannya semakin meningkat”.

Hadis di atas menunjukkan bahwa Islam sebagai agama yang hanif tidak membutuhkan tampilan-tampilan luar yang serba menggoda dan menakjubkan mata. Tapi yang dimaksud adalah kesucian dan kebersihan hati menuju Allah. Dengan kata lain, sekalipun bagi sebahagian orang merayakan hari kemenangan ini hanya dengan sederhana dan tanpa berlebihan tapi nilai ibadah mereka bagus dan kuat,maka dalam pandangan Allah itulah yang sesungguhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar